Islam Untuk Semua Umat

Thursday, April 25, 2013

Larangan Berhias dan Berbusana Berlebihan



Diriwayatkan dari Aisyah RA, katanya ketika Rasulullah SAW sedang duduk beristirahat di masjid, tiba-tiba ada seorang perempuan golongan muzainah terlihat memamerkan dandanannya di masjid sambil menyeret-nyeret busana panjangnya. Rasulullah SAW bersabda: ”Hai sekalian manusia, laranglah istri-istrimu (termasuk anak-anak remaja perempuan) yang mereka miliki mengenakan dandanan seraya berjalan angkuh di dalam masjid".  

"Sesungguhnya Bani Israil tidak akan dilaknati sehingga kaum perempuan mereka dandanan menyolok (berlebihan) dan berjalan di dalam masjid". (Diriwayatkan Ibnu Majah) 

Rasulullah SAW bersabda: ”Mana saja seorang perempuan yang mengenakan wewangian, kemudian keluar rumah lalu melewati orang banyak dengan maksud agar mereka mencium bau harumnya, maka perempuan itu termasuk golongan perempuan yang berzina dan setiap mata yang memandang itu melakukan zina" (diriwayatkan Ahmad Annasai dan Al HAkim dari Ibnu Abu Musa Al Asy’ari) 

Rasulullah SAW bersabda: ”Aku melihat di surga, ternyata sebagian besar isinya (yakni penghuninya) adalah golongan orang fakir. Dan aku melihat neraka ternyata sebagian besar penghuninya kulihat dari golongan orang perempuan”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Turmudzi, dari Anas dan diriwayat oleh Bukhari dan Turmudzi dari Imran bin Hashin) 

Yang demikian itu disebabkan karena, mereka sedikit sekali menaati Allah, menaati Rasul-NYA dan menaati suaminya. Sebaliknya mereka lebih suka memamerkan dandannannya (tabaruj).  

Dalam pengertiannya yang disebut “tabaruj” adalah seorang perempuan apabila bermaksud keluar rumah mengenakan pakaian yang lebih bagus dan berdandan mencolok yang tidak biasanya seperti itu. Ia keluar itu dapat mengganggu kaum lelaki. Kalaupun ia bisa menyelamatkan diri, tetapi kaum lelaki tidak akan selamat dari sikapnya. Karena itu Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa, orang perempuan itu segala aurat.  

Rasulullah SAW bersabda: ”Orang perempuan itu segala aurat. Apabila keluar rumah maka syetan memperhatikannya terus untuk menyesatkannya. Dan yang lebih mendekatkan seorang perempuan kepada Allah adalah jika berada di rumahnya”.  

Dalam riwayat lain dijelaskan: ”Orang perempuan itu segala aurat, maka pingitlah mereka. Karena manakala seorang perempuan keluar jalan, dan keluarganya berkata: ”Hendak kemana kamu.. ?”. Ia menjawab: ”Aku hendak membesuk orang sakit, atau aku hendak mengiringi jenazah, maka tidak henti hentinya syetan menggodanya hingga ia mengeluarkan lengannya (yakni ia mengeluarkan sebagian tubuhya). Tidak ada perempuan yang berusaha memperoleh keridhoan Allah seperti kalau dirinya tinggal di rumah, menyembah Tuhannya dan menaati suaminya’.  

Hatim Al Asham mengatakan, Wanita sholehah itu menjadi tiangnya agama dan sebagai pemakmur (yang meramaikan) rumah serta membantu suami melaksanakan ketaatan pada Allah. Sebaliknya perempuan yang suka melanggar hukum, dapat menghancurkan hati suaminya dengan tertawa.  

Abdullah bin ‘Umar RA mengatakan: ”Tanda-tanda perempuan yang shalihah adalah, jika mempunyai kecintaan takut kepada Allah dan bersikap qona’ah (menerima apa adanya) terhadap apa yang diberikan Allah. Ia dihiasi sifat pemurah terhadap perkara yang dimiliki, ibadahnya baik, berbakti pada suami dan gemar mempersiapkan diri beramal shalih untuk persiapan mati.





Diambil dari kitab UQUD AL-LUJAIN FIY BAYAANI HUQUQ AL-ZAUJAIN, karya Syekh Nawawi Al Bantani.
Lintas Islam akhlak, keluarga, tashawuf
Thursday, April 18, 2013

Keutamaan Shalatnya Wanita di Rumahnya Sendiri




Dalam bagian ini akan membicarakan tentang keutamaan shalatnya orang perempuan (istri) di rumahnya sendiri dan shalatnya itu lebih utama dibanding shalat orang perempuan di masjid, sekalipun berjamaah dengan Rasulullah.

Humaid As Sa’idi meriwayatkan tentang seorang perempuan yang datang kepada Rasulullah, perempuan itu bertanya: ”Hai Rasulullah, sesungguhnya aku sangat senang jika shalat berjamaah denganmu”.
Nabi menjawab: ”Aku tahu kamu senang shalat berjamaah denganku. Tetapi shalatmu di rumahmu sendiri lebih utama dari pada shalatmu di kamarmu dan shalatmu di kamarmu lebih utama di banding shalatmu di serambi rumahmu dan shalatmu di serambi rumahmu lebih utama dibanding shalatmu di masjidku ini”. Yang demikian itu tidak lain untuk menjaga agar ketertutupan dirinya sebagai hak yang perlu dijaga.

Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya shalatnya orang perempuan di rumahnya lebih baik dari pada shalat di kamarnya, dan sesungguhnyalah shalatnya seorang perempuan di kamarnya lebih baik dari pada shalatnya di serambi rumahnya, dan shalatnya seorang perempuan di serambi rumahnya itu lebih baik dari pada shalatnya di masjid”. (al hadits riwayat Al baihaqi dari Aisyah RA)

Rasulullah SAW bersabda: ”Shalat seorang perempuan di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di kamarnya dan shalatnya di dalam ruangan yang berada di tengah-tengah rumahnya lebih baik daripada shalatnya di serambi rumahnya”. Diriwayatkan oleh Abi Daud dari Ibnu Mas’ud dan riwayat Al hakim dari  Ummu Salamah.

Rasulullah SAW bersabda: ”Shalatnya seorang wanita sendirian menyamai shalatnya dalam berjamaah dengan memperoleh dua puluh lima derajat “. (diriwayatkan oleh Ad Dailami dari Ibnu ‘Umar). Menurut suatu pendapat, shalat seorang wanita yang demikian itu berlaku bagi perempuan yang masih lajang, yakni belum kawin.

Rasulullah SAW bersabda :”Sesungguhnya shalat seorang wanita yang paling disukai Allah adalah yang di laksanakan di dalam rumahnya yang gelap”.

Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya seorang istri yang keluar rumah, padahal tidak ada kebutuhan yang teramat mendesak, maka syetan terus memperhatikan dan mengikutinya. Syetan berkata: ”Jangan kau sia-siakan setiap melewati seseorang kecuali ia kagum padamu”. Lalu wanita itu mengenakan busananya. Ketika ditanya suaminya: ”Hendak kemana kamu?”. Ia menjawab: ”Aku hendak membesuk orang sakit, atau aku hendak mendatangi upacara pemberangkatan jenazah atau aku hendak shalat di  masjid”. Padahal tidak ada ibadah seorang perempuan yang lebih sempurna kepada Tuhannya kecuali yang dikerjakan di rumahnya sendiri”.

Diriwayatkan dari Abu Syaibani bahwa, ia melihat Abdullah bin Asy Syayab menghalau perempuan perempuan dari masjid di hari Jum’at. Ia berkata: ”Keluarlah kalian ke rumah masing masing. Hal itu jauh lebih baik bagi kamu”. Diriwayatkan oleh Sulaiman Al ‘Lakhami dari Ath Thabrani.

Diriwayatkan ada seorang perempuan yang berlalu dekat dengan Abu Hurairah RA. Ia berbau sangat harum semerbak. Abu Hurairah bertanya: ”Hai perempuan hendak kemana kamu.?”. Ia menjawab: ”Hendak ke masjid”. Abu hurairah melanjutkan: ”Kau mengenakan wewangian.. ?”. Ia menjawab: ”Yaa”.

Abu Hurairah berkata: ”Kembalilah, mandi dulu. Sebab aku pernah mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Allah tidak akan menerima shalat seorang perempuan yang keluar menuju masjid dengan membawa aroma yang semerbak harum sehingga ia pulang kembali lantas mandi”. (Al hadits). Yang di maksud mandi dalam hadits itu adalah menghilangkan bau harum yang di timbulkan dari bau minyak wangi tersebut. Jadi maksudnya tidak dikhususkan pada mandinya melainkan upaya menghilangkan bau wangi tersebut.

Rasulullah SAW bersabda: ”Perempuan-perempuan yang minta cerai suaminya tanpa ‘udzur dan perempuan-perempuan yang memperlihatkan perhiasan (dandanannya) kepada orang banyak mereka termasuk munafik”. (Diriwayatkan oleh Abu na’im dan Ibnu Mas’ud)





Diambil dari kitab UQUD AL-LUJAIN FIY BAYAANI HUQUQ AL-ZAUJAIN, karya Syekh Nawawi Al Bantani.
Lintas Islam akhlak, keluarga, tashawuf

Perkara Penting


Makam Fatimah Az Zahra

Tersebut dalam riwayat dari Abu Hurairah RA, katanya, suatu hari Rasulullah SAW menjenguk putrinya Fathimah. Sampai di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling tepung sambil menangis.  

Rasulullah bertanya: ”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi”. 

Fathimah menjawab: ”Bapak, aku menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku di rumah yang datang silih berganti”.  

Rasulullah kemudian mengambil tempat duduk di sisinya. Fathimah berkata: ”Bapak demi kemuliaanmu, mintakanlah kepada Ali supaya membelikan seorang budak untuk membantu pekerjaan-pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah”.  
  
Manakala Rasulullah SAW selesai mendengar perkataan putrinya, beliau bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tempat penggilingan. Beliau memungut segenggam biji-bijian gandum dan dimasukkan ke penggilingan. Dan membaca “BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIMI”. Maka berputarlah alat penggilingan itu karena izin Allah. Beliau terus memasukkan biji-bijian itu sementara alat penggiling itu terus berputar dengan sendirinya, seraya memuji Allah dengan bahasa yang tidak dipahami manusia. Hal itu terus berjalan hingga biji-bijian itu habis.  
  
Rasululah SAW bersabda kepada alat penggilingan itu: ”Berhentilah dengan ijin Allah”. Seketika alat itu berhenti. Ia berkata seraya mengutip ayat Al Qur’an: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah  malaikat-malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkan-NYA, dan mereka selalu mengerjakan segala apa yang diperintahkan”. (Qs At Tahrim:6) 
  
Merasa takut jika menjadi batu kelak akan masuk neraka, demikian tiba-tiba batu itu berbicara dengan ijin Allah. Ia berbicara menggunakan bahasa Arab yang fasih. Selanjutnya batu itu berkata: "Wahai Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan Rasul, seandainya engkau perintahkan aku untuk  menggiling biji-bijian yang ada di seluruh jagat Timur dan Barat, niscaya akan kugiling seluruhnya". Dan aku mendengar pula bahwa Nabi SAW bersabda: ”Hai batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak digunakan untuk membangun gedung Fathimah di surga”. Seketika itu batu penggiling itu sangat bahagia dan berhenti.  

Nabi SAW bersabda kepada putrinya, Fathimah: ”Kalau Allah berkehendak, hai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu. Tetapi Allah berkehendak mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukanmu serta mengangkat derajatmu.  

Hai Fathimah mana saja seorang istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, kecuali Allah mencatat baginya memperoleh kebaikan dari setiap butir biji yang tergiling, dan menghapus keburukannya serta meninggikan derajatnya.  

Hai Fathimah mana saja istri yang berkeringat di sisi alat penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.  

Hai Fathimah mana saja seorang istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada seribu orang yang sedang kelaparan dan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang yang sedang telanjang.  
  
Hai Fathimah mana saja istri yang tidak memenuhi kebutuhan tetangganya, kecuali Allah kelak mencegahnya (tidak memberi kesempatan baginya) untuk minum air dari telaga Kautsar besok di hari kiamat. Hai Fathimah tetapi yang lebih utama dari pada itu semua adalah keridhoan suami terhadap istrinya. Sekiranya suamimu tidak meridhoimu, tentu aku tidak akan mendoakan dirimu.
  
Bukankah engkau mengerti, hai Fathimah, bahwa keridhoan suami itu menjadikan sebagian dari keridhoan Allah, dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah.  
  
Hai Fathimah, manakala seorang istri sedang mengandung, maka para malaikat memohonkan ampunan untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dan seribu keburukannya dihapus. Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan) maka Allah mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila telah melahirkan dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya di hari setelah dilahirkannya oleh ibunya.  
  
Hai Fathimah, mana saja istri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, kecuali dirinya terbebas dari dosa-dosanya bagaikan pada hari dirinya dilahirkan ibunya. Ia keluar dari dunia (yakni mati) kecuali tanpa membawa dosa, ia menjumpai kuburnya sebagai pertamanan surga, Allah memberinya pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji dan berumrah, dengan seribu malaikat memohonkan ampun padanya sampai hari kiamat.  

Mana saja seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam, disertai hati baik, niat yang ikhlas dan niat yang benar, kecuali Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya akan diberi pakaian berwarna hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji dan umrah.  
  
Wahai Fathimah mana saja seorang istri yang tersenyum manis di muka suaminya, kecuali Allah akan memperhatikannya dengan penuh mendapat rahmat.  
  
Hai Fathimah, mana saja seorang istri yang menyediakan tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan yang ditujukan kepadanya dari balik langit: ‘Hai perempuan menghadaplah dengan membawa amalmu, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang’.  
  
Wahai Fathimah, mana saja seorang istri yang meminyaki rambut suaminya demikian juga jenggotnya memangkas kumisnya dan memotong kuku-kukunya, kecuali Allah kelak memberi minum padanya dari “RAHIQIM MAKHTUM” (tuak yang tersegel) dan dari sungai yang terdapat di surga, bahkan Allah akan meringankan beban sakaratulmaut, kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagai taman sorga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan mudah melewati shirath (titian)”.  
  
Pengertian, yang dimaksud “RAHIQ” adalah “AL-KHAMRU ASYSYAFIYATU ATHTHAYYIBATU”, yakni arak yang jernih lagi sangat bagus. Sedangkan makna “MAKHTUM” adalah ”AL-MAMNU’MIN AN TAMASSAHU YADUN ILAA AN YAFUKKAL ABRAARU KHATMAHU”, yakni tercegah dari penjamahan tangan hingga orang-orang yang baik melepas segalanya. Jelas bahwa barang yang disegel jauh lebih baik ketimbang barang yang mengalir.  
  
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi SAW bahwa beliau besabda: “Ketika seorang istri mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya memperoleh seribu kebajikan dan mengampuni seribu keburukannya, meninggikan seribu kali derajat untuknya dan semua barang yang berada di bawah siraman mentari memohonkan ampun  untuknya”. (al hadits) 
  
Aisyah RA mengatakan: "Suara penenunan yang dilakukan oleh seorang istri, itu menyamai gemuruh suara takbir dalam perang fi sabilillah. Mana saja seorang istri yang memberi pakaian suaminya dari hasil tenunannya, kecuali pada benang tenunan itu tercatat seribu kali kebajikan.
   
Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang membuat gembira hati seorang istri maka ia bagaikan tengah menangis karena takut kepada Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya dari api neraka”.  

Rasulullah bersabda: ”Barang siapa yang membuat gembira hatinya seorang wanita, seakan-akan menangis karena takut kepada Allah. Dan barang siapa menangis karena takut pada Allah maka Allah mengharamkan tubuhnya masuk ke dalam api neraka”. (al hadits) 

Rasulullah SAW bersabda: "Suatu rumah yang mana di dalamnya terdapat anak-anak perempuan, maka setiap hari Allah menurunkan dua belas rahmat dan tidak henti-hentinya dikunjungi malaikat. Dan bagi kedua orang tuanya setiap hari dan malam dicatat seperti ibadah selama tujuh puluh tahun”. 





Diambil dari kitab UQUD AL-LUJAIN FIY BAYAANI HUQUQ AL-ZAUJAIN, karya Syekh Nawawi Al Bantani.
Lintas Islam akhlak, keluarga, tashawuf
Wednesday, April 17, 2013

Media Prancis Akui bahwa "Oposisi" Suriah adalah Al Qaeda. Kemudian Membenarkan Dukungan Pemerintah Prancis kepada Teroris



Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada tanggal 11 April oleh harian Perancis Le Monde mengakui bahwa pemberontak melawan pemerintah Suriah didominasi oleh Japhat Al Nosra, sebuah kelompok teroris yang terkait dengan Al Qaeda. Pengakuan datang setelah dua tahun penyimpangan informasi non-stop yang ditiupkan dari semua media utama Perancis dari sayap kanan ke sayap kiri, disinformasi yang telah berusaha untuk meyakinkan masyarakat Prancis bahwa kelompok revolusioner demokratis sedang berperang untuk hak asasi manusia dan kebebasan melawan diktator yang brutal dan tiran, yang ''membunuh rakyatnya sendiri''.

Ini narasi kekanak-kanakan dan sangat tidak jujur yang sekarang telah benar-benar didiskreditkan, karena fakta-fakta tentang sifat teroris pemberontak Suriah telah menjadi terlalu jelas untuk diabaikan. Dalam sebuah artikel berjudul ‘The New Visage of French Jihadism’ dilaporkan bahwa ratusan jihadis Perancis meninggalkan Perancis untuk bergabung dengan 'perang suci' melawan Suriah, dengan lebih banyak lagi yang bergabung dengan kelompok jihad di Mali.

Pada halaman yang sama dalam sebuah artikel berjudul 'Al Qaida memperluas wilayahnya dan menyatukan pasukannya di Irak dan Suriah', Christophe Ayad dari Le Monde melaporkan:

"Kepala negara Islam Irak, cabang Al Qaeda Irak, mengumumkan dalam pesan terekam pada tanggal 9 April, bahwa kelompoknya akan menyatu dengan Japhat AL Nosra (Dukungan Front), organisasi jihad bersenjata utama di Suriah. Kelompok baru akan disebut Al-Qaeda di Irak dan Mediterania. Pengumuman ini datang dua hari setelah panggilan Ayman Al-Zawarhiri, penerus Osama Bin Laden dalam kepemimpinan 'markas' Al-Qaeda untuk pembentukan sebuah negara Islam setelah jatuhnya rezim Bachar-Al-Assad, yang menderita sejak dua tahun oleh sebuah pemberontakan oleh mayoritas Sunni."[1]

Jadi, di sini kita sekarang memiliki pendirian pers Perancis, yang telah bekerja lembur sejak dua tahun untuk meyakinkan kita bahwa mereka yang berperang melawan Assad adalah demokrat, sekarang mengakui bahwa mereka sebenarnya adalah Al Qaeda. Menurut laporan berita Fox Oktober 2010, pemimpin Al Qaeda yang disebutkan di atas, Al-Zawarhiri, makan malam di Pentagon hanya beberapa bulan setelah 911. Reporter Fox News, Catherine Herridge mengklaim bahwa dia memiliki dokumen untuk membuktikan ini. Tentu saja, Fox News sebagai lembaga propaganda perusahaan tidak memburu cerita ini lebih jauh, juga tidak menjadi topik utama pada media internasional lainnya. Dalam perang melawan teror, kebodohan adalah kekuatan dan mempertanyakan adalah bodoh. [2] Reporter The Fox News menerima 900.000 dolar per tahun. [3]

Dalam rangka untuk melunakkan pukulan dan meyakinkan pembaca Perancis bahwa dukungan Quai d' Orsay's untuk 'pemberontak' tidak bertentangan dengan komitmen Perancis untuk 'hak asasi manusia', Le Monde Christophe Ayad mengatakan kepada kita bahwa:

"Kebalikan dengan Negara Islam di Irak Al Nosra Front telah membuat upaya untuk tidak menargetkan warga sipil secara sistematis. Ia tidak memaksa, untuk saat ini, pada penetapan syariat Islam yang terlalu ketat pada zona di bawah kendalinya, dan bahkan telah menyimpulkan perjanjian terhormat dengan pemberontakan Kurdi, seperti di di Ras Al-Ain dan lebih baru-baru ini di Aleppo"[ 4]

Pemberontak ini yang Le Monde berupaya untuk menutupi, secara sistematis telah menargetkan warga sipil sejak awal konflik ini. Mereka telah meletakkan bom di mobil di lapangan pasar yang ramai, mereka telah membom universitas, membunuh dan melukai ratusan warga sipil tak berdosa. Mereka telah menyiksa dan memenggal kepala warga sipil dan juga tentara [5], bahkan memaksa anak-anak untuk berpartisipasi dalam pemenggalan beberapa korban mereka. Anak-anak juga telah digunakan sebagai tentara. [6]

Mereka telah memaksa perempuan untuk mengenakan cadar di bagian 'yang telah dibebaskan' dari Aleppo. [7] Mereka telah menodai dan merusak warisan agama dan budaya negara itu. Mereka telah meledakkan pipa dan merusakkan infrastruktur. Mereka telah menghancurkan ribuan sekolah, perpustakaan dan bangunan pelayanan publik. Mereka telah menggunakan senjata kimia. Mereka telah menggorok leher anak-anak kecil untuk menyalahkan pemerintah Suriah. Mereka teroris kini bahkan mengambil foto diri dengan kepala korban mereka yang dipenggal. [8] Semua ini bukanlah rahasia. Mereka terus menerus memposting video membual tentang kejahatan mereka.

Namun Le Monde ingin kita percaya bahwa Japhat Al Nosra [gambar di atas] adalah baik, versi yang lebih beradab dari Al Qaeda, salah satu mungkin yang berharga dari dukungan militer Barat! Tentu saja, Le Monde akan menjawab bahwa mereka tidak mendukung Japhat Al Nosra, bahwa mereka mendukung pemberontak sekuler. Tapi di mana para pemberontak sekuler? Pasal 20 dari Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik menyatakan dengan sangat jelas bahwa 'setiap propaganda untuk perang harus dilarang oleh hukum'. [9] Upaya oleh wartawan Barat untuk menggambarkan kelompok teroris sebagai pejuang kemerdekaan dan penggunaan sumber-sumber informasi yang berasal dari kelompok-kelompok ini secara eksklusif untuk membenarkan agresi asing terhadap sebuah negara berdaulat yang diakui oleh PBB merupakan kejahatan perang.

'Utusan khusus' Perancis tampaknya meratapi kenyataan bahwa pengumuman penggabungan baru kelompok teroris ini akan mendiskreditkan upaya pemerintah Perancis untuk meyakinkan mitra Uni Eropa untuk secara resmi mempersenjatai 'pemberontakan'. Sementara pers Perancis mengakui bahwa oposisi bersenjata Suriah didominasi Al-Qaeda, ia melanjutkan untuk menyindir dan menunjukkan bahwa sebagian besar oposisi bersenjata sebenarnya sekuler dan liberal. Namun, tidak ada bukti untuk mendukung sindiran yang datang seperti itu, sementara bukti sebaliknya sangat banyak dan tidak mungkin untuk diabaikan.

Dalam artikel lain yang diterbitkan pada 5 Maret berjudul 'Pemberontak Suriah menguasai Desa Raqqa di Utara Negara', reporter Khalid Sid Mohand memberitahu kita siapa sesungguhnya 'pemberontak' ini. Mereka adalah, ia mengakui beberapa baris ke laporannya:

'Sebuah koalisi kelompok-kelompok bersenjata, yang sebagian berafiliasi dengan jihadis dari Japhat-al-Nosra, yang berada di belakang jatuhnya Rakka.' [10]

Sungguh indah! Al Qaida telah merebut sebuah kota Suriah dan media liberal Perancis tampaknya sangat bersemangat tentang prospek orang-orang barbar bersenjata mengambil alih negara kawasan Mediterania. Dari judul artikel, yang dapat dipercaya bahwa para pemberontak Suriah telah mengambil kota, para pemberontak Suriah yang ditunjuk media Perancis sebagai orang baik 'Arab Spring'. Jadi, meskipun berita buruk, judul menunjukkan bahwa itu baik. Realitas diputarbalikkan.

Teknik penyuntingan teroris sebagai pemberontak ini, sementara pada saat yang sama mengakui bahwa mereka adalah teroris, memiliki efek membingungkan masyarakat dan mencegah pembaca kritis dari memahami kekuatan nyata yang bermain di dalam konflik Suriah. Teknik ini digunakan berulang kali selama perang Rusia-Chechnian ketika teroris Islam berulang kali digambarkan sebagai 'pemberontak'. Standar ganda, berbicara-ganda dan berpikir-ganda adalah teknik yang sekarang adalah bagian dan hadiah dari 'jurnalisme profesional'.

Sementara perilaku jahat dan skizofrenia tersebut mungkin tampak sebagai konspirasi jahat, kenyataannya jauh lebih kompleks. Cara berpikir dan berbicara skizofrenia ini hanyalah refleksi psikologis dari sistem ekonomi global yang runtuh pada kontradiksi internalnya sendiri. Ekstraksi nilai surplus dari tenaga kerja dan globalisasi dari mode kapitalis produksi ini telah membuat bagian kecil dari populasi global yang sangat kaya dan berkuasa.

Orang kaya dan kuat tidak hanya memiliki alat-alat produksi, mereka juga memiliki sarana komunikasi dan sesuai aturan oleh oligarki keuangan secara obyektif adalah bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, sebuah bahasa-ganda dan pikiran-ganda yang diperlukan untuk membuat orang percaya bahwa 2 ditambah 2 sama dengan 5. Akibatnya, kelompok-kelompok bersenjata yang melayani kepentingan oligarki keuangan akan dimediakan sebagai 'pejuang kemerdekaan' dan 'aktivis hak asasi manusia'. Namun, karena wartawan tidak dapat selalu mengontrol atau mengabaikan realitas kompleks yang mereka laporkan, kebenaran muncul juga ke permukaan, dalam margin dan celah wacana mereka sendiri. Namun, tugas analisis dan interpretasi rasional atas informasi ini hanya dilakukan saat ini oleh media alternatif yang tujuannya adalah untuk melayani kepentingan publik dan mengatakan yang sebenarnya.

Dengan demikian, artikel melaporkan 'kabar baik' bahwa para pemberontak Suriah telah mengambil kota lain juga harus mengakui bahwa pemberontak-pemberontak yang sama ini sebenarnya adalah Al Qaeda. Tetapi karena pemikiran-ganda begitu tertanam di dalam budaya Barat, kontradiksi laporan ini jarang diperhatikan atau dianalisis. Tugas mencetak pikiran publik untuk mendukung strategi geopolitik elit 'kejam tapi perlu' dari elit keuangan global jatuh ke media massa, yang mengarahkan dan mendistorsi informasi sesuai desain imperial dan kepentingan perusahaan pemilik media.

Dalam sebuah artikel The Guardian tahun 2002, kebijakan pemantapan Barat dari total kemunafikan secara fasih diungkapkan oleh kepala strategi mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Robert Cooper, yang menulis:

"Tantangan untuk dunia postmodern adalah terbiasa dengan ide standar ganda. Di antara diri kita sendiri, kita beroperasi atas dasar hukum dan keamanan koperasi terbuka. Tapi ketika berhadapan dengan jenis negara yang lebih kuno di luar benua postmodern Eropa, kita perlu kembali ke metode yang lebih kasar dari era sebelumnya - paksaan, serangan efek pendahuluan, penipuan, apa pun yang diperlukan untuk berurusan dengan mereka yang masih hidup dalam dunia abad kesembilan belas dari setiap negara yang hidup untuk dirinya sendiri. Di antara diri kita sendiri, kita mematuhi hukum tersebut tetapi ketika kita beroperasi di hutan, kita juga harus menggunakan hukum-hukum rimba"[11]

Karena sniper-sniper yang tak dikenal menembaki demonstran dan polisi di kota Daraa pada tanggal 15 Maret 2011, bangsa Suriah telah diserang oleh pasukan pembunuh bersenjata dan dilatih oleh emirat Teluk dan intelijen NATO. Hasilnya adalah kematian ribuan dan kehancuran suatu bangsa. Ini adalah pengulangan dari Arc of Crisis yang diciptakan di Afghanistan pada tahun 1979 ketika Penasehat Keamanan Nasional AS Zbigniew Bzrezinski mempersenjatai dan melatih teroris Mujahidin dalam rangka untuk menggulingkan Republik Demokratik Afganistan. Hasilnya adalah penciptaan Al Qaeda, sebuah data-base dari aset intelijen militer, yang sejak awal, selalu melayani kepentingan geopolitik NATO. Teknik yang sama sekarang sedang digunakan terhadap Suriah.

Sangat mungkin pengakuan pemerintah Perancis bahwa Al Qaeda telah mengambil alih sebagian besar Suriah bisa dijadikan sebagai alasan dalam minggu-minggu, bulan-bulan atau tahun-tahun ke depan untuk intervensi militer langsung untuk 'membebaskan' Suriah dari Al-Qaeda, seperti anjuran intelijen Perancis tentang jihad di Libya dan transfer tentara mereka ke Mali untuk melayani alasan intervensi militer di sana. Sementara itu, demonisasi (penyetanan - pen) media atas Bachar-Al Assad akan terus berlanjut. Namun, keberadaan Al Qaeda di Suriah akhirnya bisa menjadi pembenaran akhir untuk intervensi jika teroris berhasil dalam melemahkan negara Suriah dan Rusia dapat dibujuk untuk menyetujui dalam hilangnya negara klien Mediterania Timur - nya.

Para korban penipuan dari kerajaan media NATO dapat terus menghibur diri bahwa pemerintah mereka memerangi teroris di beberapa negara, sekaligus membantu 'pemberontak demokratis' untuk melawan 'rezim brutal' terhadap orang lain, tetapi ketika penjagal buas dan militerisasi ruang kota menimpa kota-kota Eropa, kenyataan bahwa itu adalah kebobrokan elit Euro-Atlantik yang mengobarkan terorisme jihad, realitas mimpi buruk bahwa ini pada kenyataannya adalah 'rezim brutal', dan buram, 'jaringan teroris' longgar yang ingin mengambil kebebasan kita dan menghancurkan peradaban, kenyataan ini akan menjadi mustahil untuk diabaikan. Padahal sebenarnya perang melawan terorisme pada akhirnya merupakan perang terhadap kemanusiaan.

Notes
Contrairement à l’Etat islamique en Irak, Le Front Al-Nosra prend garde à ne pascibler systématiquement les civils. Il a évité, pour l’instant, d’imposer un ordre islamique trop strict dans les zones passées sous son contrôle et conclut même des accords ponctuels avec la rébellion kurde, comme à Ras Al-Aïn, et plus récemment à Alep.’


Global Research




Translated by: Lintas Islam (http://lintas-islam.blogspot.com)

Lintas Islam politik
Thursday, April 11, 2013

Pertanyaan Pertama Pada Suami dan Istri




Rasulullah bersabda: “Pertama kali yang dipertanyakan kepada seorang isteri pada hari kiamat adalah tentang sholatnya dan suaminya”.  

Rasulullah bersabda: ”Permulaan yang diperhitungkan dari seseorang lelaki (suami) adalah mengenai shalatnya, kemudian tentang istrinya dan perkara-perkara yang dikuasainya. Jika pergaulannya bersama mereka baik dan lelaki itu berlaku baik kepada semuanya, maka Allah berbuat bagus kepadanya. Dan permulaan perkara yang diperhitungkan (yakni dihisab) bagi perempuan adalah tentang shalatnya kemudian tentang hak-hak suaminya." (al hadits) 

Rasulullah SAW bersabda kepada istrinya: ”Dimana engkau mempunyai kewajiban kepada suamimu?"
Istri beliau menjawab: "Aku tidak akan berbuat lalai dalam melayaninya, kecuali terhadap hal-hal yang kurasa tidak mampu kulakukan."  
Rasulullah  SAW pun melanjutkan: ”Bagaimanapun kamu bergaul bersamanya maka sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu”. (al hadits). 

Tersebut dalam riwayat, bahwa Nabi SAW bersabda: ”Ada empat macam wanita yang masuk surga dan empat macam wanita yang lain masuk neraka. Di antaranya empat macam wanita yang masuk surga adalah, istri yang memelihara kesucian (kehormatan dirinya), menaati perintah Allah dan menaati suaminya, banyak anaknya, penyabar, mudah menerima pemberian sedikit bersama suaminya, mempunyai rasa malu. Kalau suaminya tidak ada di tempat (sedang pergi) ia memelihara dirinya dan harta suaminya. Kalau suaminya sedang di rumah ia mengekang lisannya.  

Yang lain adalah isteri yang ditinggal mati suaminya, ia mempunyai anak banyak tetapi ia menahan diri untuk kepentingan anak-anaknya, memelihara mereka berlaku baik pada mereka dan tidak menikah lagi karena khawatir jika menyia-nyiakan anak-anaknya itu.  

Adapun empat wanita yang lain yang ditetapkan masuk neraka adalah, istri yang berlisan buruk pada suaminya, kalau suaminya sedang pergi ia tidak menjaga kehormatan dirinya, kalau suaminya berada di rumah lisannya terus mencerca dengan kata-kata yang buruk, dan isteri yang membebani suaminya dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya, dan isteri yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain bahkan ia keluar rumah dengan dandanan yang berlebihan, dan isteri yang tidak mempunyai aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak mempunyai kecintaan untuk melaksanakan shalat, tidak menaati Allah dan rasul-NYA dan tidak berusaha menaati suaminya. Isteri yang bersikap seperti itu adalah istri yang terlaknat, termasuk ahli neraka, kecuali jika segera bertaubat." (al hadits) 

Kata Sa’ad bin Waqash, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya seorang istri jika tidak membesarkan hati suaminya sewaktu mengalami kesempitannya, maka Allah akan melaknatnya dan begitu pula para malaikat semuanya ikut melaknat dirinya." (al hadits)  

Salman Al Farissi mengatakan bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang istri yang memperhatikan lelaki yang bukan suaminya disertai syahwat, kecuali kedua matanya kelak di hari kiamat akan dibutakan”. (al hadits) 

Abu Ayyub Al Anshari mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Di langit dunia, Allah menciptakan (menempatkan) tujuh puluh ribu malaikat, di mana mereka melaknati setiap isteri yang menghianati suaminya dalam penggunaan hartanya. Di hari kiamat kelak mereka dikumpulkan bersama para tukang sihir, para dukun, kendati sepanjang hidupnya dihabiskan untuk melayani suaminya”. (al hadits) 

Kata Mu’awiyah: "Sesungguhnya aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Mana saja seorang isteri yang mengambil harta suaminya, tanpa seizinnya kecuali dirinya mendapat tujuh puluh dosanya pencuri”. (al hadits) 

Rasulullah SAW bersabda: ”Allah mengharamkan setiap orang masuk surga sebelum aku, hanya saja melihat dari sebelah kananku seorang perempuan yang mendahului aku menuju pintu surga. Aku bertanya “Bagaimana perempuan ini mendahuluiku?'. Dijawab: ”Hai Muhammad, dia adalah perempuan yang bagus. Ia mempunyai anak-anak yatim tetapi ia bersabar merawat mereka hingga mencapai usia baligh. Lalu dia bersyukur kepada Allah terhadap semua itu”. (al hadits) 

Umar bin Khattab mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Mana saja isteri yang memperkeraskan suaranya kepada suaminya kecuali dilaknat oleh segala sesuatu yang tersinar oleh sinar mentari.” (al hadits) 

Abu Dzar mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya kalaupun seseorang isteri beribadah seperti ibadahnya para malaikat dan manusia yang ahli ibadah, kemudian ia membuat keprihatinan kepada suaminya karena masalah nafkah, kecuali pada hari kiamat ia datang sementara tangannya terbelenggu pada leher dan kakinya terikat, mulutnya dirobek, wajahnya pucat dan dirinya digantung oleh malaikat yang sangat keras seraya diseret menuju neraka”. (al hadits) 

Salman Al Farisi mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Mana saja isteri yang bersolek dan mengenakan wewangian, keluar rumah tanpa mendapat izin dari suaminya, maka sesungguhnya dia berjalan dalam  kemurkaan Allah dan kebencian-NYA hingga kembali”. (al hadits) 

Rasulullah SAW bersabda: “Mana saja isteri yang menukar pakaiannya di lain rumah dengan maksud sengaja dibuka supaya terlihat lelaki lain, maka Allah pasti merobek penutupnya (yakni Allah tidak akan menutupi dosanya)” (dari ahmad thabrani al-hakim dan al  baihaqi) 

Tersebut dalam riwayat Al Hakim bahwa, ada salah seorang perempuan bertanya kepada Nabi SAW, katanya: ”Sesungguhnya putra pamanku bermaksud melamar aku, karena itu jelaskan kepadaku apa saja hak-hak suami atas istrinya. Jika hak-hak itu sanggup aku jalani niscaya aku siap menikah."  
Rasulullah SAW  menjawab: ”Diantara hak-hak suami adalah seandainya dari hidungnya mengalir darah atau nanah, maka istrinya menjilatinya maka yang demikian itu belum cukup menunaikan hak-haknya. Seandainya diperbolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku perintahkan seorang istri supaya bersujud kepada suaminya”.  
Wanita itu berkata: “Demi dzat yang mengutusmu dengan hak, selama di dunia aku tak akan menikah”.  

Tersebut dalam riwayat diberitakan oleh Aisyah RA bahwa, ada seorang  perempuan datang menghadap Nabi SAW seraya berkata: ”Hai Rasulullah, aku ini seorang wanita yang masih muda. Baru-baru ini aku sedang dilamar seseorang tapi aku belum suka menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak suami atas istrinya itu?”
Rasulullah SAW menjawab: ”Sekiranya mulai dari muka hingga sampai kakinya dipenuhi oleh penyakit bernanah, lalu istrinya menjilati seluruhnya, maka yang demikian itu belum terbilang memenuhi rasa syukur terhadap suami”. 
Perempuan muda itu berkata: ”Kalau begitu pantaskah aku menikah?”. Rasulullah SAW berkata: ”Sebaiknya menikahlah karena menikah itu baik”.  
  
Tersebut dalam riwayat At Thabrani: ”Sesungguhnya seorang istri terhitung belum memenuhi hak-hak Allah ta’ala sehingga dia memenuhi hak-hak suaminya keseluruhan. Seandainya suaminya meminta dirinya sementara ia masih berada diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas dirinya”. (yang dimaksud meminta dirinya adalah meminta untuk melayani hasrat seksual suaminya). (Al hadits) 

Ibnu Abbas RA mengatakan, ada seorang perempuan dari Kats’am menghadap Rasulullah SAW, katanya: ”Aku ini seorang perempuan yang masih sendirian, aku bermaksud menikah. Sesungguhnya apa sajakah hak-hak suami itu?” 
Beliau menjawab: ”Apabila suami menghendaki istrinya seraya terus menggoda, sementara  waktu itu istrinya masih diatas punggung unta, maka ia tidak boleh  menolaknya. Di antara hak suami adalah hendaknya istri jangan memberikan sesuatu apapun dari rumahnya kecuali mendapat izin dari suaminya. Kalau ia tetap  melakukan perbuatan itu, maka ia berdosa dan pahalanya diberikan kepada suaminya. Di antara hak suami yang lain adalah hendaknya istri jangan berpuasa sunnah kecuali mendapat izin dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa maka hanya mendapat rasa lapar dan dahaga, puasanya tidak diterima. Kalau istrinya memaksa  keluar rumah tanpa memperoleh izin dari suaminya maka ia dilaknati para malaikat, hingga kembali dan bertaubat”. (Al hadits) 

Ali RA mengatakan, aku berkunjung kepada Nabi SAW bersama Fatimah. Sampai di rumah beliau kujumpai sedang menangis terisak isak. Aku bertanya: ”Bapak dan Ibuku menjadi tebusan atas kesedihanmu, wahai Rasulullah, apa sebenarnya yang menyebabkan engkau menangis seperti itu?” 
Rasulullah menjawab: ”Hai Ali pada malam ketika aku di Isra’kan ke langit, kulihat berbagai macam kaum wanita dari umatku disiksa di neraka dengan berbagai macam siksaan. Melihat hal itu aku menangis lantaran beratnya siksaan yang ditimpakan kepada mereka. Aku melihat ada wanita yang digantung dengan rambutnya di mana otaknya mendidih.  
Aku melihat lagi wanita yang digantung dengan lidahnya, sementara yang mendidih dituangkan ke tenggorokannya. Aku juga melihat  wanita yang kedua kakinya dipasung hingga susu dan kedua tangannya terbelenggu pada ubun-ubunnya. Sementara Allah memerintah ular dan kalajenging untuk menyiksanya. Aku juga melihat wanita yang digantung dengan kedua susunya. Aku melihat pula wanita berkepala babi dan berbadan keledai, ia mengalami beribu-ribu siksaan.  
Aku melihat wanita yang berbentuk (berupa) anjing, sementara api neraka membakar dirinya masuk melalui lubang mulutnya dan keluar melalui duburnya, sementara para malaikat memukulimya dengan godam yang panas.”  

Mendengar  semua itu Fatimah Az Zahra bangkit seraya berkata: ”Wahai kekasihku dan permata  hatiku, sesungguhnya perbuatan apakah yang pernah dilakukan mereka, hingga mengalami siksaan seperti itu?”.  
  
Rasulullah menjawab: ”Wahai putriku perempuan yang digantung menggunakan rambutnya sendiri adalah disebabkan ia tidak menutup rambutnya dari pandangan lelaki lain. Perempuan yang digantung menggunakan lidahnya disebabkan ia suka menyakiti hati suaminya.  
Perempuan yang digantung menggunakan kedua susunya disebabkan ia mengotori tempat tidur suaminya (dia bersetubuh dengan lelaki lain). Perempuan yang dipasung kedua kakinya pada kedua  susu dan kedua tangannya dirantai keubun-ubunnya, sementara Allah memerintahkan ular dan kalajengking untuk menyiksanya, disebabkan dia tidak mandi jinabat, tidak mandi setelah haid dan meremehkan sholat. Perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai sesungguhnya perempuan itu suka mengadu-adu lagi pendusta.  
Adapun perempuan yang berbentuk anjing sementara api membakar dirinya  masuk melalui mulut dan keluar melalui duburnya, sesungguhnya disebabkan dia perempuan yang suka mengungkit-ungkit (pemberian kepada suaminya) lagi berhati dengki. Wahai putriku, celaka sekali istri yang bermaksiat (durhaka) kepada  suaminya”. (Al hadits) 

Singkatnya bahwa kedudukan suami bagi istrinya, jika dimisalkan seperti kedudukan orang tua atas anak-anaknya. Sebab ketaatan anak terhadap orang tuanya dan usaha anak mencari keridhaan orang tuanya termasuk wajib. Sebaliknya  kewajiban itu tidak berlaku bagi suami. 





Diambil dari kitab UQUD AL-LUJAIN FIY BAYAANI HUQUQ AL-ZAUJAIN, karya Syekh Nawawi Al Bantani.
Lintas Islam akhlak, keluarga, tashawuf
Thursday, April 4, 2013

Ridha Suami


Ridha ??
Di Baghdad ada seorang laki-laki menikah dengan anak puteri pamannya sendiri. Dalam pernikahan itu ia berjanji tidak akan menikah lagi dengan wanita lain. Suatu hari ada seorang perempuan datang (belanja) ke tokonya. Ia meminta lelaki itu untuk menikahi dirinya. Lelaki itupun bercerita apa adanya, bahwa dia telah mengikat janji dengan istrinya (anak pamannya) untuk tidak akan kawin lagi dengan wanita lain.  

Tetapi perempuan itu terus mendesak dirinya, hingga dirinya rela sekalipun hanya digilir pada hari Jum’at. Lelaki itu pun menikahinya. Masa itu telah berlalu, hingga sampai memasuki ke delapan bulan dalam pernikahannya dengan wanita lain, isterinya mulai curiga. Ia tidak menyukai tingkah suaminya yang mulai tidak beres. Ia memerintahkan pembantunya supaya menyelidiki suaminya.  

Menjelang hari Jum’at, suaminya keluar, isterinya meminta pembantunya untuk mengawasi dari jauh, ke mana tujuannya. Ternyata ia masuk ke rumah seorang perempuan. Pembantu tadi terus melakukan penyelidikan. Ia bertanya kepada salah seorang tetangga perempuan itu. Jawabnya, bahwa lelaki itu telah menikahinya beberapa bulan yang lalu.  

Tuan puterinya diberitahu bahwa, suaminya telah menikah lagi dengan perempuan lain. Ia berkata: ”Kamu jangan menyebarkan rahasia ini kepada siapapun”.

Manakala lelaki itu telah mati (yakni suami dari isteri anak pamannya), Ia mengutus pembantunya supaya mengantarkan uang sebanyak 500 dinar kepada isterinya yang kedua. ”Pergilah ke rumahnya dan katakan kepadanya: ”Semoga Allah menambah pahalamu menjadi lebih besar. Sesungguhnya suamimu telah mati. Ia meninggalkan uang sebanyak 8000 dinar. Yang tujuh ribu dinar diberikan kepada anaknya. Yang 1000 dinar lagi dibagi dua antara aku dan kamu.” 
  
Ketika isteri mudanya mendapat penjelasan itu, ia menolak pemberian uang dari isteri tua. Ia berkata kepada pembantunya: ”Kembalikan uang itu padanya. Aku tidak akan mengambil maskawin dari padanya, dan aku tidak ingin mengambil tinggalan apapun dari padanya. ” 

Tersebut dalam riwayat, kelanjutan hadits di atas: “Mana saja isteri yang berbuat durhaka kepada suaminya, maka ia memperoleh laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia”. (al hadits)  

Imam Ali bin Abu Thalib berkata: ”Aku mendengar Rasulullah bersabda: ”Seandainya seorang isteri membawa makanan yang digoreng dan yang direbus di kedua tangannya lalu, diletakkan (disiapkan) untuk suaminya, tetapi suaminya tidak meridhainya, maka di hari kiamat kelak isteri itu akan di kumpulkan bersama golongan Yahudi dan Nashrani." (al hadits) 

Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa, aku mendengar Rasulullah bersabda: “Mana saja isteri yang diajak suaminya bersetubuh, lalu ia mengulur-ngulur waktu hingga suaminya tertidur, maka ia terlaknat”. (al hadits)  

Dalam kelanjutan hadits dikatakan: ”Mana saja isteri yang bermuka masam di depan wajah suaminya maka ia berada dalam kemurkaan Allah hingga ia tersenyum kembali dan berusaha meminta keridhoannya. Dan mana saja isteri yang keluar rumahnya tanpa mendapat restu suaminya maka ia dilaknati para malaikat hingga kembali”.  

Abdurrahman bin ‘Auf mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah bersabda: “Mana saja isteri yang bermuka masam di depan suaminya, kelak ia dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam”. (al hadits) 

Dari ‘Utsman bin ‘Affan Ra berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: “Tidaklah seorang isteri keluar dari rumah suaminya tanpa mendapat restunya, kecuali dilaknati oleh segala sesuatu yang tersiram matahari, hingga termasuk ikan-ikan yang ada dilaut”. (al hadits) 

Ummul mu’minin ‘Aisyah RA berkata: “Wahai kaum wanita, seandainya kamu akan mengetahui hak-hak suamimu atas dirimu, niscaya kamu akan bersedia membersihkan debu di telapak kaki suaminya dengan sebagian wajahnya”. (al hadits) 

Tersebut dalam riwayat Al Bazzar dari ‘Aisyah Ra bahwa beliau berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: “Siapa orang yang paling besar hak-haknya atas wanita?.” 
Beliau menjawab: ”Suaminya”. 
Aku melanjutkan: ”Siapa orang yang paling besar hak-haknya atas seorang laki laki?”. 
Beliau menjawab: ”Ibunya”.  

Rasullullah SAW bersabda: ”Ada tiga macam orang yang mana Allah tidak berkenan menerima sholatnya, kebajikannya tidak dibawa naik ke langit. Yaitu :

1) Budak yang lari dari tuannya hingga kembali,  
2) Isteri yang dimarahi suaminya hingga mendapat ridhonya; 
3) Pemabuk hingga sadar (dari mabuknya). 

(Riwayat Ibnu Huzaimah, Ibnu Hibban dan Al Baihaqqi dari Jabir)  

Rasulullah bersabda ketika mengingatkan kaum wanita (isteri): “Apabila seorang istri berkata kepada suaminya: ‘Sama sekali aku tidak pernah melihat kamu berbuat baik’. Maka benar-benar telah terhapuslah amalnya”. (Riwayat Ibnu Adi dan Ibnu ‘Asakir dan ‘Aisyah) 

Thalhah bin Ubaidillah RA mengatakan bahwa, aku mendengar Rasulullah bersabda: “Mana saja perempuan (isteri) yang berkata pada suaminya: ‘Sama sekali aku belum pernah melihat engkau berbuat baik’, kecuali Allah memutuskan rahmat baginya kelak di hari kiamat”. (al hadits) 

Rasulullah bersabda: ”Mana saja istri yang menuntut cerai suaminya tanpa ada perkara yang memperbolehkannya sama sekali (yakni alasan yang jelas), maka haram baginya menikmati bau harumnya surga (yakni terhalang penciumannya pada bau surga)." (diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, At turmudzi, Ibnu Mahaj, Ibnu Hibban, Al hakim dari Tsauban).  

Abu Bakar as Sidiq RA mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Apabila seorang istri berkata pada suaminya: ‘Ceraikanlah aku’, maka kelak di hari kiamat ia datang dengan membawa wajah tanpa terbalut daging, sementara lidahnya menjulur keluar dari langit-langit mulut dan ia turun menuju tengah-tengah jurangnya neraka, kendati ia selalu berpuasa dan beribadah di waktu malamnya”.  

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tak mau memperhatikan seseorang istri yang tidak mau bersyukur kepada suaminya”. (al hadits) 

Rasulullah SAW bersabda: “Allah tidak mau memperhatikan seseorang istri yang menolak bersyukur kepada suaminya, padahal ia tetap membutuhkan suaminya”.  

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda “Seandainya seorang istri mempunyai kekayaan seperti yang dikuasai Sulaiman bin Daud, dan suaminya ikut makan hartanya itu, kemudian istrinya berkata kepadanya: ‘Mana harta milikmu!!’, kecuali Allah akan menghapus amalnya (amal istri) selama empat puluh tahun”.  

Utsman bin ‘Affan berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Seandainya seorang istri mempunyai sejumlah harta kekayaan sebanyak isi dunia dan memberikan semua kekayaan itu pada suaminya, dan setelah berlalu beberapa saat lalu diungkit-ungkitnya, kecuali Allah akan menghapus semua amalnya dan akan mengumpulkannya bersama dengan Qarun”.  





Diambil dari kitab UQUD AL-LUJAIN FIY BAYAANI HUQUQ AL-ZAUJAIN, karya Syekh Nawawi Al Bantani.
Lintas Islam akhlak, keluarga, tashawuf